Nasional
Jawa Timur
FOTO: Letusan Merapi Bidikan NASA
Letusan terakhir Merapi terjadi tahun 2006 lalu. NASA merekam fenomena itu lewat foto.
Gunung paling aktif di dunia, Merapi, saat ini sedang menggeliat. Masyarakat cemas menunggu, apakah ia akan meletus dan mengirimkan malapetaka berikutnya. Apalagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) telah meningkatkan status Merapi menjadi Awas, terhitung sejak Senin 25 Oktober 2010.
Sejarah mencatat, sejak tahun 1548, Merapi sudah meletus sebanyak 68 kali--dengan letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan dahsyat pernah terjadi antara lain tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Di tahun 1930, letusan Merapi menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1.370 orang.
Letusan terakhir Merapi terjadi tahun 2006 lalu. Pada 4 Juni 2006, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status 'awas'.
Kemudian pada 8 Juni 2006, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan menyemburkan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng panik dan melarikan diri ke tempat aman.
Fenomena letusan Merapi tak luput dari pantauan NASA. Badan Antariksa AS ini merekam kondisi Merapi melalui foto satelit. Foto pertama direkam alat Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER) di satelit Terra milik NASA pada 26 April 2006.
Foto itu menunjukkan awan panas muncul dari puncak Merapi, yang dikelilingi lava hitam dan puing-puing hasil erupsi sebelumnya. Lereng gunung tampak berwarna merah.
Foto kedua pada 6 Juni 2010 juga merupakan hasil bidikan ASTER. Warna merah dalam foto mengindikasikan vegetasi dan yang lebih cerah adalah tumbuhan. Awan digambarkan dengan warna terang atau putih buram. Sementara, awan vulkanis tampak berwarna kelabu suram yang bertiup ke arah barat daya.
0 komentar:
Posting Komentar